Perbedaan Power Steering Elektrik dan Hidrolik
Power Steering adalah salah satu fitur pada mobil yang bertugas untuk membantu pengemudi dalam membelokan roda melalui kemudi setir. Tanpa power steering, pengemudi bakal mengeluarkan tenaga ekstra untuk membelokkan mobil.
Dengan adanya power steering, setir dapat lebih mudah diputar karena adanya bantuan pelumas atau motor penggerak.
Secara umum, ada dua jenis power steering yang digunakan pada mobil, yaitu electric power steering (EPS) dan hydraulic steering.
Pada mobil-mobil keluaran baru, jenis power steering yang digunakan adalah EPS, sedangkan hydraulic steering merupakan jenis yang cukup populer digunakan pada mobil keluaran lama.
Keduanya pun tersusun atas komponen yang berbeda dan memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing.
Bagaimana perbedaan power steering hidrolik dan elektrik? Apa perbedaan power steering hidrolik dan power steering elektrik?
Power Steering Elektrik (Electric Power Steering)
Power steering elektrik menggunakan motor elektrik atau komputer untuk memudahkan perputaran setir, selain itu sensitivitas setir dapat disesuaikan langsung dengan kecepatan laju mobil. Hal inilah yang menggambarkan kepraktisan dan kecanggihan power steering elektrik.
Sensor pada power steering elektrik bekerja dengan mendeteksi torsi atau tekanan yang diberikan oleh pengemudi saat mengendalikan roda kemudi, kemudian sistem komputer yang akan menentukan assist yang harus ditambahkan pada setir.
Electronic power steering (EPS) menyesuaikan dengan medan atau kondisi yang dihadapi pengemudi saat mengendalikan roda kemudi, sehingga setir akan terasa lebih stabil dan mudah dikontrol sesuai dengan medan yang dilalui mobil.
EPS ini banyak diaplikasikan pada mobil – mobil modern karena lebih advance dan minim perawatan atau pergantian komponen, tetapi tetap perlu pengecekan untuk memastikan fungsinya tetap bekerja.
Power Steering Hidrolik (Hydraulic Power Steering)
Power steering jenis ini menerapkan sistem kerja hidrolis, sistem kerja hidrolis berarti menggunakan fluida atau cairan, yakni oli sebagai media penggerak, mesin bakal menggerakkan pompa untuk menyalurkan oli menuju sistem power steering.
Karena menggunakan cairan hidrolik, pemilik mobil harus mengganti cairan tersebut secara berkala atau power steering tidak dapat bekerja dengan optimal, bahkan tidak bekerja sama sekali.
Seiring perkembangan zaman, power steering hidrolik ini mengalami inovasi, yakni pemasangan speed sensitive steering.
Dengan inovasi ini, kelenturan setir dapat disesuaikan dengan kecepatan mobil, semakin cepat laju mobil, setir akan semakin berat untuk diputar, begitu pula sebaliknya, ketika laju mobil melambat, setir akan semakin mudah untuk diputar. Hal ini bisa menjaga mobil tetap stabil saat sedang melaju.
Kelebihan dan Kekurangan
Sistem power steering hidrolis memiliki keunggulan pada kekuatannya, sementara itu, power steering hidrolis sangat mudah dirawat dan dijual dengan harga yang cenderung murah.
Akan tetapi power steering hidrolis berpotensi membebani mesin sehingga bahan bakar bisa terkuras lebih boros, ditambah lagi selang oli pada sistem hidrolis bisa bocor dan menyebabkan kerusakan.
Sementara sistem power steering elektrik yang tidak menggunakan pompa dan selang, menerapkan kinerja yang lebih efektif daripada sistem power steering hidrolis.
Sistem power steering elektrik tidak menguras bahan bakar secara berlebihan dan mudah juga untuk dirawat, sayangnya, komponen-komponennya rentan terhadap air, selain itu power steering elektrik rata-rata hanya tahan sampai usia lima tahun atau 100,000 KM.
Selain power steering hidrolik dan elektrik, ada pula jenis yang menerapkan kombinasi keduanya, perpaduan hidrolik dan elektrik yang biasa disebut jenis power steering elektro-hidrolik atau sering juga disebut semi-elektrik.
Jenis ini menerapkan dua sistem kerja secara bersamaan, pompa power steering tidak langsung terhubung dengan mesin, melainkan disokong oleh pompa elektrik.
Pada kedua jenis ini punya kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri, dalam memilih power steering, sebaiknya sesuaikan spesifikasinya dengan kapasitas dalam merawat mobil, jika spesifikasinya berbeda, pastinya perawatannya pun bakal berbeda-beda juga.